Jariku bergerak cepat
Seiring degub jantung yang melambat
Diantara waktu yang merambat
Katakan hatiku telah terpikat
Layang pandang pada keindahan
Gapai pijar bintang kesayangan
Mandi hangat terang cahaya bulan
Disuatu malam sebuah negeri khayalan
Istanaku dari lontar emas
Yang kurajut ketika pekerja pulas
Kubingkai ketika pemuda sibuk permak diri
Roboh, gagal, sakit dan bangkit lagi
Disana juga putri kita besar nanti
Setiap hari memakan singkong atau roti
Bersapa dengan tukang becak juga kuli
Berlobi dengan pengusaha juga menteri
Pijakkan kaki kemanapun kita ingini
Tidur beralaskan awan bisa kupenuhi
Hadiahkan gaun indah penuh intan permata
Atau kalung berlian yang tak pernah ada
Oh...
Duhai utusan dewi cinta penakluk hati
Kau telah pegang satu nyawa dalam diri
Sebuah semangat pada semua mimpi
Kenyataan yang akan kualami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar